Tadi di kedai buku di tengah bandaraya Kota Kinabalu saya membelek belek sebuah buku comel berwarna hitam dihiasi dengan corak hati berwarna warni membuatkan setiap orang yang memandangnya pasti terasa ingin meyentuhnya. Tajuknya "Love Letters of Great Man". Pada muka pertamanya tertulis kata penghantar tentang surat-surat cinta yang sudah tidak laku lagi dizaman ini. Begitu lebih kurang. Oleh kerana kawan saya yang sudah ingin beredar dari kedai tersebut maka bacaan saya waktu itu habis disitu saja.
luahan cinta tidak memerlukan si teruna menghabiskan dakwat penya untuk mengukir ayat-ayat power berbunga bunga hanya untuk meluahkan rasa cintanya, itu zaman nenek-nenek kita boleh la. Si pencinta wanita zaman ini cuma perlu menaip pesanan ringkas untuk temu janji.
Saya jadi teringat pada surat yang saya tulis dua minggu lalu tapi belum-belum juga dipos, surat itu sebenarnya untuk seorang kawan yang saya tidak kenali di seberang lautan sana, alamatnya saya temui di sebuah zine. Dalam zine itu ada emelnya tapi sebab ingin merasa pengalaman menulis surat maka saya tulis juga, semoga saya diberikan semangat dan tidak dibelenggu rasa lupa lagi esok hari agar dapat saya pos surat saya ini.
Saya juga teringat pada cerita adik saya, dia pernah dibawa ke sebuah restoran oleh seorang kawanya yang tiba-tiba baik hati untuk membelanjanya makan dan minum waktu itu, dengan rasa sedikit tergamam dia hanya menurut, selesai ritual makan dan minum dia disuruh menulis sepucuk surat kepada kekasih si pembelanja makan dengan alasan tulisanya adik saya lebih baik dan dia boleh membina ayat-ayat yang lebih bagus. Ketawa saya mendengarkanya.
Dalam filem "Äideistä parhain" (Mother of Mine) cerita yang mengisahkan seorang kanak-kanak yang dipisahkan daripada ibunya oleh kerajaan Poland untuk dihantar ke Sweden dan tinggal bersama keluarga angkat disana, Sebuah program kerajaan untuk menyelamatkan kanak-kanak daripada menjadi mangsa perang. Hanya surat yang dibawa oleh Posmen menjadi perantara kanak-kanak tersebut dan ibunya, Setiap hari dia akan duduk di pagar rumah menanti sang posmen datang membawa kata-kata rindu ibunya.
Seorang penulis di sebuah majalah dulu menyatakan tentang matinya keromantikan mengirim surat, sang kekasih sudah tidak lagi resah dan berdebar debar menunggu abang posmen datang membawa kabar dari kekasihnya. Kini abang posmen hanya berfungsi sebagai pembawa bil-bil astro atau surat tuntutan hutang dari PTPTN.
Thursday, February 26, 2009
Saturday, February 14, 2009
Catatan sehari selepas hari kekasih
Saya membaca sebuah entry personal yang kadang-kadang menggelikan hati di blog Pika, (Pika kawan si yan), akhir dari entry itu menyatakan yang dia tidak menyambut valentine day, kerana orang islam tidak menyambutnya.. mungkin kerana dia percaya yang itu adalah budaya orang-orang kristian dan tidak patut dirayakan olehnya yang beragama islam.
Cakap-cakap begini bukan pertama kali saya dengar, saya sudah mendengarkanya lama dulu. Tulisan Pika itu membuat saya ingin mencari tulisan-tulisan lain mengenai hari valentine di google, saya menemukan banyak tulisan-tulisan yang berkait dengan valentine, kebanyakanya sama saja, melarang, mengharamkan dan menghukum.
Antaranya ada yang mengatakan "murtad menyambut valentine day", ada juga tulisan yang mengatakan "menyambut Valentine day adalah sama dengan menyokong kehancuran kerajaan islam di cordova pada zaman itu", gementar anak-anak muda mendengarkanya.. cari la sendiri di google. Tapi saya tertarik pada sebuah tulisan lama dari fathi aris omar mengenai Valentine day, yang satu ini lebih menyegarkan. Disini Fathi ingin meluahkan rasa terkejutnya dengan fatwa PAS waktu itu.
Antara lainya dia berkata dalam tulisanya "PAS hari ini mengeluarkan fatwa baru yang sekali gus mengkuduskan St Valentine, atau Valentine sang Wali, seorang pejuang keadilan dan sekali gus hak asasi berdepan dengan pemerintah yang sangat zalim." tulisan penuh boleh di baca disini.
Valentine adalah simbol kepada kemenangan cinta, perjuangan melawan kezaliman kuasa dan lambang kepada sebuah kebebasan.
-------
Dengar: Resist - Doscography, Tragedy - Nerve Damage, Shikari - Robot wars,
Makan : Mee goreng ayam
Minum : Nescafe panas
Baca : Catatan si malin Kundang - Antologi esei Umar Junus
Lain-lain : facebook.com
Cakap-cakap begini bukan pertama kali saya dengar, saya sudah mendengarkanya lama dulu. Tulisan Pika itu membuat saya ingin mencari tulisan-tulisan lain mengenai hari valentine di google, saya menemukan banyak tulisan-tulisan yang berkait dengan valentine, kebanyakanya sama saja, melarang, mengharamkan dan menghukum.
Antaranya ada yang mengatakan "murtad menyambut valentine day", ada juga tulisan yang mengatakan "menyambut Valentine day adalah sama dengan menyokong kehancuran kerajaan islam di cordova pada zaman itu", gementar anak-anak muda mendengarkanya.. cari la sendiri di google. Tapi saya tertarik pada sebuah tulisan lama dari fathi aris omar mengenai Valentine day, yang satu ini lebih menyegarkan. Disini Fathi ingin meluahkan rasa terkejutnya dengan fatwa PAS waktu itu.
Antara lainya dia berkata dalam tulisanya "PAS hari ini mengeluarkan fatwa baru yang sekali gus mengkuduskan St Valentine, atau Valentine sang Wali, seorang pejuang keadilan dan sekali gus hak asasi berdepan dengan pemerintah yang sangat zalim." tulisan penuh boleh di baca disini.
Valentine adalah simbol kepada kemenangan cinta, perjuangan melawan kezaliman kuasa dan lambang kepada sebuah kebebasan.
-------
Dengar: Resist - Doscography, Tragedy - Nerve Damage, Shikari - Robot wars,
Makan : Mee goreng ayam
Minum : Nescafe panas
Baca : Catatan si malin Kundang - Antologi esei Umar Junus
Lain-lain : facebook.com
Subscribe to:
Posts (Atom)